Rabu, 03 Juli 2013

Binalnya Sarah Rizky

Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh. Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.
2 4 3

1 7 6

9 8 10

5
Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Sarah Rizky. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.
Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Sarah. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Sarah hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Sarah yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Sarah mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.

Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku,aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Sarah pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu
seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan
hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum
tertutup, Sarah pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes
untuk membantah kata-katanya.

Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Sarah langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan.
Kemudian kurebahkan Sarah di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Sarah yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan
tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku
paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.

Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Sarah yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Sarah hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Sarah yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Sarah untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Sarah, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Sarah yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Sarah yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Sarah dan aku melihat celana hitam Sarah yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Sarah, dan Sarah pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Sarah pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Sarah mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Sarah sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Sarah dan tampaklah kali ini Sarah dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.

Aku pandangi dengan seksama kemaluan Sarah dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Sarah. Aku pun mencoba mencium perut Sarah dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Sarah pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Sarah

mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Sarah, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Sarah dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Sarah. Eh, Sarah berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Sarah. Tahu-tahu Sarah mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Sarah doang yang bugil Andinya tidak…?” ujar Sarah sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Sarah inginkan.

Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Sarah masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku.
Perlahan-lahan Sarah mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Sarah berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Sarah memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Sarah, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Sarah. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Sarah dengan nada tinggi.

Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Sarah tanpa memasukkanya. “Begini aja
ya…?” ujarku dengan nada polos. Sarah hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Sarah tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Sarah, aku hanya memegang kedua buah pantat Sarah yang montok dan secara sembunyi-sembunyi aku menyentuh bibir kemaluan Sarah, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Sarah dan Sarah terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget
dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya
hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan
lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.

Lama aku berpikir dan sedangkan Sarah hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin
dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi
sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Sarah,
dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Sarah mendesah kenikmatan karena
kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di
atas.akhirnya aku mencoba mendesak Sarah agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat
membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya
kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Sarah tanpa diperintah menggerakkan
sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

Akhirnya kudorong lagi Sarah agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah
selangkangan kemaluan Sarah, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Sarah
dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45″ tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung
biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Sarah dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Sarah telah banjir
dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Sarah, apakah hanya pelumasnya saja? dan Sarah berkata, “Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya. “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan
nada ketus. Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Sarah dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Sarah, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Sarah tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar